PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER POSYANDU TENTANG PELAKSANAAN RELAKTASI PASCA PENYULUHAN ANTARA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DAN CERAMAH INTERAKTIF

Authors

  • Wahyu Wijayati Prodi DIII Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri

Abstract

ABSTRAK

Pemberian ASI yang optimal dapat meningkatkan kualitas kesehatan bayi, apabila terhenti pemberiannya karena sebab non-medis, maka kader posyandu dapat membantu ibu agar dapat menyusui kembali (pelaksanaan relaktasi). Pelaksanaan relaktasi merupakan materi yang belum pernah diberikan kepada kader posyandu. Pemberian materi melalui penyuluhan biasa dilakukan menggunakan metode ceramah interaktif yang memiliki kecenderungan peserta untuk pasif karena didominasi penceramah. Metode diskusi kelompok dalam pemberian materi/penyuluhan membuat peserta lebih aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan peningkatan pengetahuan dan sikap kader posyandu tentang pelaksanaan relaktasi pasca penyuluhan antara menggunakan metode diskusi kelompok dan ceramah interaktif. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan pre-test post-test design. Populasi penelitian ini, seluruh kader posyandu posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri (335 kader posyandu); subjek penelitian ini adalah 80 kader posyandu, yang terbagi 2 kelompok masing-masing 40 kader posyandu. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2013 sampai dengan Januari 2014. Hasil penelitian menunjukkan rerata peningkatan pengetahuan responden tentang pelaksanaan relaktasi pasca penyuluhan menggunakan metode diskusi kelompok (59,37) dan ceramah interaktif (54,83); berdasarkan Analisis Kovarians dengan memasukkan data pre-test pengetahuan sebagai perancu diperoleh nilai p = 0,041 yang bermakna; sedangkan rerata peningkatan sikap responden tentang pelaksanaan relaktasi pasca penyuluhan menggunakan metode diskusi kelompok (53,77) dan ceramah interaktif (48,33); berdasarkan Analisis Kovarians dengan memasukkan data pre-test sikap sebagai perancu diperoleh nilai p = 0,213; artinya tidak terdapat perbedaan peningkatan sikap kader posyandu tentang pelaksanaan relaktasi pasca penyuluhan antara menggunakan metode diskusi kelompok dan ceramah interaktif. Metode diskusi kelompok lebih baik daripada ceramah interaktif, sehingga metode diskusi kelompok dapat dijadikan alternatif metode untuk penyuluhan dalam upaya peningkatan pengetahuan dan sikap kader posyandu tentang pelaksanaan relaktasi.

Author Biography

Wahyu Wijayati, Prodi DIII Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri

Prodi DIII Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri

Downloads

Published

2014-09-01