https://mail.journal.unipdu.ac.id/index.php/religi/issue/feed Religi: Jurnal Studi Islam 2016-12-08T05:24:51+00:00 Mujianto Solichin jurnal.religi@fai.unipdu.ac.id Open Journal Systems <div style="text-align: justify;"><p>Religi: Jurnal Studi Islam (P-ISSN: <a href="http://u.lipi.go.id/1180425297" target="_blank">1978-306X</a>; E-ISSN: <a href="http://u.lipi.go.id/1443691404" target="_blank">2477-8397</a>) adalah jurnal ilmiah berkala sebagai media desiminasi hasil kerja akademik para peneliti, dosen dan penulis. Jurnal ini memuat artikel-artikel ilmiah konsepsional dan hasil penelitian studi keislaman yang meliputi: Studi al-Qur'an, Studi Hadis, Hukum Islam, Pendidikan Islam, Pemikiran Islam, Filsafat Islam, Ekonomi Islam dan kajian-kajian keislaman lain. Terbit berkala setiap bulan April dan Oktober. Religi: Jurnal Studi Islam diterbitkan oleh Fakultas Agama Islam Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu) Jombang.</p></div> https://mail.journal.unipdu.ac.id/index.php/religi/article/view/485 UNSUR-UNSUR PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAI DALAM TAFSIR AL-QUR'AN SURAH AL-BAQARAH: 151 2016-12-08T05:24:50+00:00 Moh. Yahya Ashari yahyaazhari@ymail.com <p>Al-Qur'an memberikan cetak biru pembelajaran yang mengarah pada pemberdayaan kompetensi manusia secara integratif melalui pola pendidikan seimbang dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mendeskripsikan pendekatan pembelajaran dalam al-Qur'an Surah al-Baqarah: 151. Pendekatan tersebut dapat dipetakan menjadi lima macam, yaitu: pendekatan <em>tilawah, </em>pendekatan <em>tazkiyyah </em>(penyucian), pendekatan <em>ta'lim al-Kitab </em>(pembelajaran al-Qur'an), pendekatan <em>ta'lim al-hikmah </em>(pembelajaran dengan hikmah), dan pendekatan <em>"ya'allmukum malam takunu ta'lam" </em>(membelajarkan hal-hal yang belum dipelajari) dengan merujuk pada beberapa tafsir yang otentik. Akhirna, harus diakui bahwa keberadaan al-Qur'an merupakan sumber utama pengembangan konsep pendidikan Islam yang dapat dibuktikan dengan nyata dan akurat melalui kajian-kajian, talaah maupun penelitian.</p><p>The Qur'an has given integrated learning blue print to human being that leads t empowering human competence through balanced education pattern in cognitive, affective and psychomotor. Therefore, this article will describe Surah al-Baqarah: 151 deals with learning approaches. The approaches can be classified into five: <em>tilawah, tazkiyah, tal'lim al-Kitab </em>(learning the Qur'an), <em>ta'lim al-hikmah </em>(<em>learning wisdom</em>) and "<em>yu'allimukum malam takunu ta'lam" </em>approaches (learning things that never been studied) made reference to some authentic interpretation. At last, we have to recognize that Qur'an is the main source of Islamic development concepts. It can be proved through studies and researches.</p><p> </p> 2015-10-15T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) https://mail.journal.unipdu.ac.id/index.php/religi/article/view/486 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN DAN PERAN BIROKRASI 2016-12-08T05:24:51+00:00 Mujianto Solichin mujiantosolichin@gmail.com <p>Kebijakan politik dan birokrasi merupakan dua hal paling penting dalam menjalankan roda pemerintahan, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Dua elemen ini bisa mempengaruhi pelaksanaan pendidikan secara keseluruhan. Kebijakan yang baik akan mandul tanpa dibarengi dengan iklim birokrasi yang sehat dan kondusif. Begitu pula birokrasi tidak akan berjalan dengan efektif dan efesien tanpa ditopang dengan kebijakan yang tepat dan baik. Artikel ini memotret keterkaitan politik dengan pendidikan dalam praktek sistem birokrasi pendidikan. Peran birokrasi di lembaga pendidikan menjadi puncak model implementasi kebijakan, oleh karenanya diperlukan adanya pembaharuan manajemen pada satuan pendidikan. Proses pembaharuan tersebut berkaitan dengan pengembangan, penyebaran, diseminasi, perencanaan adobsi dan penerapan kebijakan pendidikan dalam satuan pendidikan tertentu.</p><p>Political and bureaucracy policy are the important aspect in running the government, including education. Both element are able to influence the implementation of education as a whole. However, if the bureaucracy atmosphere is unhealty, good policy would be barren. Similarly, an appropriaate and good policy has to support a bureaucracy system. In education institution, the role of bureaucracy has become an implementation model; therefore there must be a management improvement in the educational unit. The improvement deal with development, deployment, dissemination, adobtion planning and implementation of education policy within particular educatioan unit.</p> 2015-10-10T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) https://mail.journal.unipdu.ac.id/index.php/religi/article/view/487 STUDI KOMPARATIF TENTANG KONSEP POTENSI ANAK DIDIK DALAM PERSPEKTIF JOHN DEWEY DAN PENDIDIKAN ISLAM 2016-12-08T05:24:51+00:00 Azimatul Khoirot azimatul75@gmail.com <p>Artikel ini membahas konsep potensi anak didik dalam perspektif John Dewey dan perspektif pendidikan Islam. Penulis mengkaji dua konsep tersebut dengan pendekatan komparatif. Kedua konsep potensi anak didik tersebut menarik untuk dikaji, karena baik Dewey maupun pendidikan Islam mangakui adanya potensi tambahan. Walaupun demikian, keduanya berbeda dalam hal perkembangan dan tujuan akhir dari potensi tersebut. Menurut Dewey manusia dibekali dua potensi dasar berupa akal dan bakat. Kedua potensi ini berkembang menjadi baik dan buruk sesuai dengan pengaruh lingkungan yang melingkupinya. Dalam pandangan Dewey, potensi tidak memiliki tujuan akhir, tatapi berjalan dinamis mengikuti pengaruh sosial yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan Dewey, pendidikan Islam memandang potensi dasar anak didik terdiri dari tiga komponen yang saling memparuhi. Tiga kompetensi dasar tersebut berupa jasmani, akal dan ruh. Ketiga potensi ini mempunyai kecenderungan untuk menjadi baik, tetapi dalam perkembangannya bisa keluar dari kecenderungan dasarnya karena pengaruh lingkungan. Tujuan akhir dari potensi dasar anak didik ini untuk mengabdi kepada pencipanya, Allah Swt.</p><p>The article will discuss about student's hidden strength dan passion based on John Dewey dan islamic education view. Both concepts were investigated by applyng comparative approach. I was interested to have this discussion due both have recognized hidden strength and passion. However, there are some aspects that distinguish both John Dewey and Islamic Education view; they ar development and to goal John Dewey explained the every human being have been endowed with intelligence and talent as basic hidden strength and passion. These develop become good and worst influenced by the society they live in. He also stated thad hidden strength and passion have no purpose, but they run smoothly, influenced by daily life social control. in contrast with Dewey, Islamic education view hidden strength and passion consist of tree mutually affect basic component. They ar body, intelligence and spirit. Those tree components intend to be good; nevertheless they are possible to change due the influence of social daily life. The final goal is to serve the God.</p> 2015-10-10T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) https://mail.journal.unipdu.ac.id/index.php/religi/article/view/488 ADIL DALAM POLIGAMI PERSPEKTIF IBNU HAZM 2016-12-08T05:24:51+00:00 Haris Hidayatulloh haris.awanis2013@gmail.com <p>Poligami merupakan pembahasan dalam perkawinan yang paling banyak diperdebatkan di kalangan ahli hukum Islam. Pro-kontra seputar poligami terus berkembang di kalangan ulama. Sebagian ulama menganjurkan poligami sebagai bentuk implementasi dari perintah Allah dan sebagian lain menolak poligami dengan berbagai macam argumentasi yang selalu dikaitkan dengan ketidakadilan gender. Dalam Islam, poligami diyakini sebagai salah satu solusi ketika istri tidak bisa memberikan keturunan atau pertimbangan sosial lain. Walaupun demikian, pembolehan poligami diharuskan dengan mengutamakan sikap adil di antara para Istri. Jika dirasa kurang mampu untuk berbuat adil, maka dilarang melakukan poligami. Artikel ini membahas konsep adil berpoligami dalam perspektif Ibn Hazm al-Zahiri. Menurutnya adalah bahwa adil di antara para istri hukumnya adalah wajib, terutama dalam hal pembagian malam dan pembagian nafka.</p><p>Mostly, many Islamic scholars has discussed about polygamy. Moreover, pros and cons have been developed also among the ulema. Some suggest that polygamy is the commandment of God. Meanwhile, in contrast with the previous, other Islamic scholars refuse the polygamy related to gender discrimination. In Islam, polygamy thought as one of the solution while the wife cannot give birth or other social consideration. Nevertheless, the permissibility of polygamy has to give the fairness priority among the wife. If the husbands fail to provide enough fairness, thus it is forbidden. This article will discuss about fairness concept in polygamy based on Ibn Hazm al-Zahiri view. He stated that fairness among the wife is a must. The fairness is about inwardly and outwardly living.</p> 2015-10-10T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) https://mail.journal.unipdu.ac.id/index.php/religi/article/view/489 SEJARAH MUSHAF 'UTHMANI (MELACAK TRANFORMASI AL-QUR'AN DARI TEKS METAFISIK SAMPAI TEXTUS RECEPTUS) 2016-12-08T05:24:51+00:00 Mochamad Samsukadi samsukadi@fai.unipdu.ac.id <p>Al-Qur'an diwahyukan kepada Nabi Muhammad dalam bentuk oral, tidak dalam bentuk teks mushaf yang bisa dibaca. Namun dalam perkembangannya, al-Qur'an tersebar di kalangan umat Islam dewasa ini dalam bentuk teks tercetak dilengkapi dengan tanda baca dan diakritikal untuk memudahkan bagi pembacanya. Sampai menjadi teks standar (<em>textus seceptus</em>) saat ini, al-Qur'an menghabiskan waktu yang panjang dan melibatkan banyak ulama lintas generasi. Perkembangan itu dibagi menjadi lima periode, yaitu: periode oral, periode kodifikasi, periode penyempurnaan tanda baca dan diakritikal, periode cetak dan periode teks standar al-Qur’an pada tahun 1923 yang kerjakan oleh Tim dari Universitas al-Azhar Mesir. Semua periode ini hanyalah usaha ulama untuk memberikan tanda baca saja, sehingga al-Qur'an mudah dibaca, tidak merubah teks aslinya, sebagaimana dituduhkan oleh sebagian sarjana Barat.</p><p>Allah gave the oral revelation to Prophet Muhammad, not in written manuscript. However, during the development, Quran has been spread in printed text with diacritical and punctuation sign for easier to read. Moreover, many ulema across generation have spent unlimited time to make the recent standard text of Quran. The development was divided into five period; they are oral, codification, refinement of punctuation and diacritical, printed, and standard text period that was done by a Al Azhar University of Egypt team in 1923. All of the period were some information of how the ulema give the punctuation for the Quran to be easy to read and not to change the original text as alleged by some western scholar.</p> 2015-10-10T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c)